UINSW Newsroom – Jumlah guru besar UIN Syekh Wasil Kediri secara resmi bertambah setelah terbitnya Keputusan Menteri Agama (KMA) tentang Jabatan Akademik Profesor kepada 96 dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Penyerahan KMA berlangsung secara hybrid pada Kamis (23/10/2025).
Penyerahan secara simbolis berlangsung di Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kementerian Agama Jakarta kepada lima perwakilan profesor. Atas capaian gelar akademik ini, Menteri Agama RI menyampaikan apresiasi atas raihan jabatan tertinggi di dunia pendidikan.
“Kita baru saja melantik 96 profesor baru di lingkungan Kementerian Agama. Profesor adalah jabatan akademik tertinggi yang tidak mungkin diraih dalam waktu singkat. Ini buah dari komitmen, ketekunan, dan dedikasi panjang dalam bidang keilmuan,” tutur Menag.
Menag juga berpesan agar para guru besar terus dapat mengupgrade keilmuan dan juga kualitas diri karena capaian gelar ini bukanlah akhir dari perjalanan keilmuan.
“Profesor bukan berarti segalanya selesai. Jika profesor tidak mengupgrade dirinya dalam dunia keilmuan, bisa jadi ia tertinggal oleh mahasiswanya yang kini sangat cepat menguasai teknologi informasi. Maka teruslah belajar dan berinovasi,” tegas Menag.
Menag juga mengingatkan bahwa para akademisi Kemenag, selain sebagai ilmuwan, juga berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang harus menjadi pelayan publik profesional dan teladan bagi masyarakat.
“ASN, terlebih seorang profesor, harus menjadi role model. Jadikan keilmuan bukan hanya untuk pengajaran, tetapi juga pengabdian kepada bangsa,” ujar Menag.
Dengan penetapan gelar akademik ini, maka jumlah guru besar di UIN Syekh Wasil Kediri bertambah menjadi 21 dengan rincian penambahan empat guru besar ditetapkan melalui KMA dan satu lainnya melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Berikut adalah kelima guru besar tersebut:
1. Prof. Dr. Ahmad Subakir, M.Ag.
2. Prof. Dr. Robingatun, M.Pd.I.
3. Prof. Dr. Khamim, M.Ag.
4. Prof. Dr. Anis Humaidi, M.Ag.
5. Prof. Dr. Hj. Naning Fatmawatie, M.M.
Penulis: Zuhrufi | Editor: Ropingi el-Ishaq
