UINSW Newsroom – Dalam rangka meningkatkan tata kelola Barang Milik Negara (BMN) serta sistem Pengadaan Barang dan Jasa (Barjas), tim Pengelola BMN dan Barjas dari UIN Syekh Wasil Kediri melaksanakan kegiatan benchmarking ke UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten pada Rabu (29/10/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran terkait manajemen pengelolaan aset, belanja modal, serta sistem pengadaan yang efisien dan akuntabel.
Pertemuan dipimpin oleh Kepala Biro AUAK UIN Syekh Wasil Kediri Barnoto dan Kepala Biro AUPK UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Zaenuri dengan pembahasan yang difokuskan pada koordinasi antarbagian dalam proses pengadaan, sistem penyimpanan barang, dan strategi pengembangan Badan Layanan Umum (BLU).
Dalam sesi awal, disampaikan pentingnya koordinasi erat antara bagian umum dan fakultas terkait belanja modal serta barang persediaan. Tim BMN dan Barjas UIN Sultan Hasanuddin Banten menyampaikan bahwa barang inventaris dikelola secara terpusat di rektorat untuk meminimalisir potensi temuan saat pemeriksaan internal maupun eksternal.
Menurut Sofyan, salah satu pengelola BMN UIN Banten, pengelolaan aset dilakukan secara sistematis melalui kapitalisasi aset dan koordinasi lintas unit. “Kami melakukan opname fisik persediaan setiap semester dan opname BMN setiap tahun. Barang baru yang berumur di bawah lima tahun belum wajib opname,” jelasnya.
Selain itu, UIN Banten juga menerapkan aplikasi SIMAN Mobile, yang memungkinkan setiap fakultas memiliki akun admin untuk memantau status aset secara langsung.
Salah satu poin menarik dalam benchmarking ini adalah strategi UIN Banten dalam mengelola pendapatan BLU. UIN Banten berhasil memanfaatkan aset kampus sebagai sumber pendapatan tambahan, antara lain melalui sewa gedung berkapasitas 3.000 orang untuk kegiatan instansi, sewa lapangan olahraga (futsal, voli, sepak bola), kantin, ruko, daycare, TK, klinik, dan retile di area kampus yang juga melibatkan alumni UIN serta penyewaan kendaraan kampus dan kerja sama pemanfaatan lahan strategis di Kampus 1 yang terletak di pusat kota. Pendapatan-pendapatan tersebut digunakan untuk mendukung keberlanjutan kegiatan akademik dan operasional kampus.
“Kami sedang membangun business center di Kampus 1 sebagai sumber pendapatan berkelanjutan BLU,” ujar Sofyan.
Tim UIN Syekh Wasil Kediri mengapresiasi sistem pengelolaan BMN UIN Banten yang terstruktur dan berbasis data. Melalui benchmarking ini, UIN Syekh Wasil Kediri memperoleh banyak pembelajaran terkait manajemen aset, optimalisasi BLU, serta sistem pengadaan barang dan jasa yang efisien dan akuntabel. Diharapkan hasil kunjungan ini menjadi acuan pengembangan tata kelola BMN dan Barjas yang lebih baik di lingkungan UIN Syekh Wasil Kediri.
Penulis: Ikhdatul Fadila | Editor: Ropingi el-Ishaq





