Being Excellent with Islamic Values

Contact Info

Jl. Sunan Ampel No.7, Ngronggo, Kec. Kota, Kota Kediri, Jawa Timur 64127
[email protected]
0354 - 689282

Follow Us

Gelar Simposium Nasional ke-7, Ma’had UIN Syekh Wasil Kediri Bahas Pesantren di Era AI

UINSW Newsroom – Ma’had UIN Syekh Wasil Kediri kembali menggelar agenda tahunan The 7th Annual Sysmposium on Pesantren Studies (ANSOPS) dalam rangka peringatan Hari Santri pada Sabtu (25/10/2025). Pada tahun ketujuh ini, Ma’had UIN Syekh Wasil Kediri mengusung tema  “Pesantren dan Masa Depan Kemanusiaan: Sinergi Etika, Cinta, Pendidikan Islam dan Keseimbangan Alam di Era Artificial Intelligence” yang dihadiri oleh berbagai pakar serta peserta dari berbagai institusi.

Hadir dalam kesempatan ini beberapa narasumber utama di antaranya Guru Besar UIN Syekh Wasil Kediri Munifah, Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Abdul Malik Karim, Ketua Dewan Masyayikh Tebuireng KH. Musta’in, serta Sekretaris PC. PERGUNU Kabupaten Kediri Abd. Fakhor.

Rektor UIN Syekh Wasil Kediri Wahidul Anam dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kesiapan santri dalam menghadapi tantangan zaman. Wahidul Anam juga mengusung sikap kesederhanaan dan ketekunan sebagai nilai utama santri yang menjadi ciri khas tersendiri.

“Santri itu harus siap hidup di mana pun, kapan pun, dan dalam kondisi apa pun. Konsepnya bukan ‘badai pasti berlalu’, tapi ‘badai pasti datang’. Maka kita harus siap,” ujar Wahidul Anam.

Kepala UPT Ma’had UIN Syekh Wasil Kediri Ahmad Sholihuddin menyampaikan bahwa sebanyak 29 artikel dipresentasikan secara hybrid oleh para presenter yang berasal dari berbagai kalangan baik dari santri, mahasantri Ma’had Aly, mahasiswa PTKI, para dosen, guru, dan ustadz. Sebaran para presenter juga meluas hingga luar Jawa Timur seperti Yogyakarta, Semarang, dan Purwokerto. Tingginya antusiasme ini menjadi indikasi kesadaran pentingnya literasi di kalangan para santri.

Sholihuddin menambahkan bahwa sesuai dengan tema besarnya, keragaman artikel muncul dengan berbagai sub tema/judul, baik yang normatif seperti terkait dengan kurikulum cinta dalam pembelajaran, pesantren dan krisis etika, dunia ekologis pesantren, maupun yang responsif kekinian seperti feodalisme pesantren, kontranarasi pesantren, dan relasi guru-santri.

“Selain dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga artikel yang ditulis dalam bahasa Inggris, tentunya ini melampau dunia literasi santri itu sendiri. Selain publikasi dalam format e-prosiding, direncanakan juga dalam jurnal terakreditasi nasional,” tambah Sholihuddin.


Penulis: Kontributor, Zuhrufi  |  Editor: Ropingi el-Ishaq

Berita Lainnya